Sabtu, 07 Januari 2017

The Legend Of Tyeontae (Part 6)


2 atau 3 bulan pun berlalu...

S*** sekarang uda bikin akun instagram baru. En kali ini instagramnya ga lagi dijadiin sebagai media buat nambah popularitas ato nebar pesona. Kali ini instagram digunain S*** sebagai wadah untuk bercerita dan berbagi motivasi dengan orang lain. S*** juga ga nge-cheat lagi kali ini. Walaupun begitu, followersnya S*** tetep nambah kok.

Kali ini S*** mencoba untuk menjauhkan diri dari sifat alay nirojim laknatullah sehingga isi instagramnya ga lagi berisi foto-foto dia yang yang sok cantik. Selain itu dia juga telah mengubah display name Line-nya dari tyeontae menjadi namanya sendiri.

@S***             : Halo taaaaaan!!

@Sulthan        : Haiiii...

Btw, S*** juga uda putus ama pacarnya ( :v ) en sekarang memutuskan untuk lebih berpikir ke depan buat masa depannya nanti.

Eits... Jangan salah paham dulu, gua disini tidak berniat buat ngelakuin propaganda so S*** bakalan ninggalin pacarnya en gue bakalan jadi penggantinya, malahan gua ama S*** sekarang lagi mencoba untuk lebih menjaga jarak soalnya uda banyak banget yang ngirain kami ini pacaran. Well, salah kami juga sih karena barengan mulu kemana-mana. Gua ama dia tuh uda kaya kakak-adik deh. En pastinya gua yang jadi kakaknya. So gua punya hak penuh untuk mengintimidasi kapanpun gua mau. But tetep aja gua ama S*** bukan muhrim en hubungan kami berdua hanyalah sebatas sahabat doang so gimanapun jarak antara kami harus tetap dijaga.

Walau begitu kami akan tetap berusaha untuk mendaki bersama-sama. S*** pernah bilang ke gua kalo gua dan dia harus bisa sukses bareng-bareng suatu saat nanti. So, pastinya harus saling berusaha en mendukung satu sama lain. Ketika salah satu dari kami terjatuh, maka kami akan berusaha untuk bangkit bersama lagi.
S*** uda gua kenalin juga ke beberapa teman penulis gua diluar sana, termasuk Nadia (yang pernah baca postingan ‘Hari Minggu Ini 2’ pasti ingat ama nih orang).

Selain Nadia, ada Ailsa dari Bandung, Diko dari Bali, Ka Habib dari Bangka, De dari Riau, en ada temen-temen lain yang kaga mungkin gua sebutin semuanya disini. Ohya gua juga uda kenalin dia ama Arief en kemarin itu baru aja diskusi bareng tentang rencana kami kedepannya sambil ditemenin mocca float yang sumpah nyegerin banget.

Well, tujuan gua sih simple. Gua cuma pengen dia jadi lebih dekat dan berbaur ama temen-temen yang Insya Allah bisa ngebantu en ngedukung dia untuk terus maju. Kaya yang dibilang ama Oprah Winfrey, “Surround yourself only with people who are going to lift you higher”.

Ohya btw about Diko nih, nama Diko sendiri sebenernya itu adalah Made Bagus Andika Kaya. Diduga homo soloensis ini melarikan diri dan menetap di Bali sejak tahun 1883 untuk menjauhkan diri dari serangan Krakatau. Agamanya Hindu, tapi ikut gerakan Indonesia Menutup Aurat. Gua bertemu Diko di ARKI 2016 waktu itu en dianya ngaku-ngaku kelahiran 2003 yang kena kelas akselerasi. Sampai sekarang tanggal lahirnya masih dipertanyakan, bahkan oleh ibunya sendiri.

Btw kenapa dia ga dipanggil ‘Dika’?

Kata Diko, kalo ada cowok yang manggil dia ‘Dika’ itu kesannya homo. Makanya dia ga mau dipanggil dengan nama itu (sumpah, selama ini uda berapa banyak cowok yang gua panggil ‘Dika’? Seberapa homo-kah gua sebenarnya?).

S*** sekarang uda berubah banget dari yang dulu. Dia sekarang cenderung berpikir ke depan dan bersama dengan gua berusaha menggapai mimpi-mimpinya. Dan yang paling gua kagumin dari S*** yang sekarang adalah dirinya yang sudah berjilbab dengan baik dan dilandasi perhiasan yang wajib dimiliki oleh setiap perempuan, rasa malu.

Sekarang S*** dan gua bukan lagi teman baik, kami lebih tampak seperti sebuah kelompok kecil yang berlandaskan mimpi, harapan, dan persahabatan.

S*** dan gua percaya kalau dengan adanya kegigihan, kerja keras, dan kesetiaan, suatu saat nanti mimpi-mimpi kami akan jadi kenyataan.

Kisah gua dan S*** berlanjut dengan Arief yang uda mulai bergabung bersama kami.

Sekedar info nih, sebenernya jauh sebelum ketemu S***, gua dan Arief udah terlebih dahulu memulai. Gua bertemu dengan Arief ketika masih MTsN dulu en jadi deket gara-gara sama-sama suka ngomong pake bahasa Inggris.

Gua inget banget kalo setiap habis makan siang gua ama Arief sering ngobrol-ngobrol pake bahasa Inggris tentang topik apa aja dibawah pohon depan kelas gua. Sampai pada akhirnya kami diajak untuk jadi bintang tamu di salah satu stasiun radio dalam acara yang bertemakan penggunaan bahasa Inggris di kalangan remaja saat ini.

Pas SMA gua ama Arief sempet terpisah gara-gara berbeda sekolah tapi ketemu lagi di cafe pas gua diminta ngisiin surat rekomendasi untuk program pertukaran pelajar yang dia ikutin. Nah disaat itulah gua ngasi tau Arief tentang ARKI en ngajak dia buat ikutan. Arief pun setuju.

Sejak itu gua en Arief jadi sering ngerjain naskah bareng di cafe maupun di pustaka kampus. Kami juga jadi suka berdiskusi tentang rencana-rencana kami kedepannya.

Beberapa bulan berlalu...

Gua dan Arief memandang keluar jendela pesawat sambil ngeliat awan-awan yang berada dibawah kami. Sekali-sekali gua menyeruput kopi yang gua letakin diatas meja di depan gue sambil ngedengerin musik dari headphone.

“Jakarta, ARKI, we’re on our way...”

Basically, pada awalnya gua ngenalin S*** ke Arief karena iseng. Mereka juga masi aga awkward pas pertama kali kenalan but lama-lama jadi saling kenal en jadi makin akrab.

Dengan adanya Arief yang mulai bergabung ke dalam atmosfir kami, semuanya jadi tampak lebih sempurna, pemikiran-pemikiran yang berbeda bergabung dengan harmonis sehingga melahirkan harapan-harapan baru serta ide-ide dan tujuan yang baru.

Kami sadar kalo kualitas remaja-remaja sekarang dalam segi karakter itu uda kurang banget. Kami sadar kalo pengaruh kehidupan remaja sekarang ini uda banyak ngebikin mereka lupa akan mimpi-mimpi dan cita-cita mereka. Karena itu salah satu tujuan kami disini adalah untuk tampil berbeda dari mereka dan memperkenalkan semesta yang jauh lebih berwarna..

S*** pernah bilang ke gua,

“Hal yang paling penting ketika kalian bekerja dalam sebuah tim adalah kepercayaan dan bekerja sama antara cinta dan harapan.”

Dan selama itu menjadi basis kami bertiga, kami yakin dan percaya kalau untuk kedepannya banyak hal akan bisa kami wujudkan.

“Jika kamu adalah seorang bintang, maka ketahuilah bahwa ketika bintang berkumpul menjadi satu, maka sebuah cerita akan datang ke kehidupan dengan nama baru. Dan nama itu akan terus melekat padanya dan membuatnya bersinar. Seperti konstelasi bintang yang bersinar seperti kalian dengan sebuah bintang kecil seperti debu berteman. Untuk saat ini, Sulthan, Arief, kalian adalah bagian dari cerita baruku...”

Kami bagaikan bintang-bintang kecil yang bersama-sama mengelilingi pusat galaksi, membara seperti semangat dalam diri kami, dan bersinar terang bagaikan mimpi-mimpi yang kami miliki.

Gua, Arief, dan S*** yakin kalau tiada yang mustahil bagi mereka-mereka yang percaya dan berpegang teguh pada mimpi-mimpinya. Karena dengan kekuatan doa, usaha, dan kerja sama semua keajaiban bisa saja jadi kenyataan.

“S***, suatu saat nanti kita akan bersama-sama berada diatas sana. Trust me...”

Dari cerita singkat ini gua cuma mau ngasi tau, don’t be afraid to change. You may lose something good, but you may gain something better :)

Note : Lanjutan cerita ini ada di Instagram TV gua @its_sulthan_live yang berjudul FOR9 Diary 1-6.

8 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Persahabatan yg indah. Semoga lewat persahabatan, dunia dan akhirat dapat. Amin. Sukses utk kalian adik-adik. ��

    BalasHapus
  3. Bagian yang paling saya suka dari tulisan ini adalah kalimat berikut :

    "Kami sadar kalo kualitas remaja-remaja sekarang dalam segi karakter itu uda kurang banget. Kami sadar kalo pengaruh kehidupan remaja sekarang ini uda banyak ngebikin mereka lupa akan mimpi-mimpi dan cita-cita mereka. Karena itu salah satu tujuan kami disini adalah untuk tampil berbeda dari mereka dan memperkenalkan semesta yang jauh lebih berwarna."

    Ini adalah tulisan yang bagus dan bisa digunakan juga sebagai bahan belajar bagi murid-murid saya. Terima kasih ya Sulthan. Memang menjadi pembimbing bagi para remaja di era seperti saat ini adalah suatu tugas yang berat tetapi yang terpenting adalah kita semua berusaha mendekat sebagai sahabat bagi para remaja itu, terkadang para remaja itu salah jalan karena mereka tidak punya sahabat yang bisa menunjukkan jalan perubahan kepada mereka semua.

    Semoga sukses untuk Sulthan dan sahabat-sahabat lainnya dalam menjalani perjalanan untuk menggapai mimpi-mimpi kalian.

    BalasHapus
  4. Wuhhh keren tannn.. bes pren goals wgwg xD

    BalasHapus
  5. Sulthan, udah dibaca yaaa ... part 1-6, sesuai pesanan.
    Aduuuh ... ngos-ngosan bacanya. :v
    Kereeen banget! Saling dukung, saling memberi masukan, dan saling memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
    Insyaallah persahabatan tulus kalian ini akan mengantarkan kalian pada kesuksesan bersama. Aamiin. ^_^

    BalasHapus
  6. Mungkin inilah yang Dimaksud dgn Frend Forever.

    Semangka ya My Brother, ☺

    BalasHapus
  7. Yeaaah. Melegakan. Biarkan mereka di luar sana sadar dan mengerti, bahwa kedekatan antar lawan jenis itu bukan berarti ada suatu hubungan sejenis pacaran yang gak bermanfaat. Tapi lebih dari itu, persahabatan yang kuat atas dasar mimpi, harapan dan pemikiran tentang masa depan ❤

    BalasHapus